Bendera Ajimobi dari Proyek Jalan Lingkar Ibadan Jumat
Gubernur Negara Bagian OYO, Senator Abiola Ajimobi akan melakukannya pada hari Jumat menandai pembangunan Jalan Lingkar Ibadan.
Informasi tersebut tertuang dalam pernyataan Penasihat Khusus Bidang Komunikasi dan Strategi, Bapak Yomi Layinka, di hari Rabu.
Ajimobi, yang mengecam kelalaian proyek jalan lingkar 15 tahun setelah ide tersebut digagas, mengatakan bahwa penyelesaian proyek tersebut akan mengurangi kemacetan lalu lintas dalam dan antar kota dan selanjutnya mendorong pembangunan sosio-ekonomi negara bagian tersebut.
Perlu diingat bahwa pada tahun 2002, pemerintahan Lam Adesina membentuk komite antar kementerian untuk pembangunan jalan tersebut.
Komite kemudian mengusulkan rancangan survei untuk menentukan biaya proyek yang nantinya akan diberikan kepada kontraktor, namun hal ini tidak dilaksanakan hingga akhir masa pemerintahan tersebut.
Pernyataan tersebut berbunyi: “Dalam mewujudkan agenda pemerintahannya untuk mengubah Oyo menjadi negara modern yang diimpikannya, Gubernur Abiola Ajimobi mengidentifikasi manfaat sosio-ekonomi dari proyek jalan lingkar bagi negara dan dengan tekun mewujudkannya.
“Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah negara bagian telah menandatangani nota kesepahaman pembangunan jalan tersebut melalui perjanjian Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) dengan ENL Consortium Limited.”
“Jalan lingkar ini, jika selesai dibangun, diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di dalam dan antar kota, terutama di Ibadan yang dengan cepat menjadi kota industri di bawah pemerintahan saat ini.”
“Jalan lingkar ini akan berfungsi sebagai jalan pintas untuk lalu lintas antar kota di rute-rute di luar Ibadan, sekaligus membuka koridor ekonomi baru untuk pembangunan terkendali sejalan dengan Rencana Induk Ibadan.”
“Hal ini juga akan meningkatkan perdagangan dan perdagangan, meningkatkan perolehan pendapatan dan menciptakan peluang kerja bagi kaum muda di negara bagian ini.”
Perlu diingat juga bahwa kontrak survei jalan diberikan pada tahun 2005 oleh penerus Adesina, Senator Rashidi Ladoja, sedangkan desain teknik diberikan pada tahun 2005 dan ditutup pada tahun 2007.
Meskipun kontrak pembangunan jalan tersebut, yang dibagi menjadi dua tahap, diberikan oleh rezim kepada dua kontraktor, proyek tersebut kemudian dibatalkan oleh Pemerintahan Utama Adebayo Alao-Akala setelah menjabat.