Upaya LAIN untuk menengahi gencatan senjata antara para pemangku kepentingan Partai Rakyat Demokratik (PDP) di cabang Negara Bagian Oyo pada hari Minggu gagal karena pertemuan lainnya di kediaman mantan gubernur negara bagian tersebut, Senator Rashidi Ladoja, di Jalan Ondo, berakhir dengan jalan buntu. .
Nigerian Tribune menyimpulkan bahwa pertemuan yang diadakan atas permintaan Senator Ladoja itu untuk menyelesaikan krisis yang dimulai sejak kongres negara bagian partai tersebut pada Sabtu, 4 November.
Perlu diingat bahwa partai tersebut mengadakan kongres paralel di Watershed, Old Ife-road dan Baptist Secondary School, Oke-Ado, Ibadan.
Sumber mengatakan kepada Nigerian Tribune bahwa pertemuan tersebut dihadiri oleh pendukung partai terkemuka termasuk Senator Ladoja, Senator Femi Lanlehin, Ketua Yemi Aderibigbe, Senator Ayo Adeseun, Senator Hosea Ayoola Agboola, Yang Terhormat Mulikat Akande Adeola, Bapak Kehinde Ayoola dan Demola Ojo.
Menurut sumber, pertemuan tersebut bertujuan untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum batas waktu yang diberikan oleh markas besar nasional partai tersebut untuk menyelesaikan masalah yang masih dianggap sebagai ‘urusan dalam negeri’.
Komite pengurus nasional partai tersebut, setelah komite banding menyerahkan laporannya, menyarankan kedua kelompok tersebut untuk kembali ke Ibadan dan menyelaraskan daftar tersebut, yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Sumber tersebut lebih lanjut menginformasikan bahwa komite sementara nasional merekomendasikan opsi ini karena kedua faksi menerima mantan gubernur tersebut sebagai pemimpin mereka.
Namun pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam itu gagal menyelesaikan masalah karena masing-masing kubu belum siap untuk pindah lahan.
Menurut sumber tersebut, isu utama yang menjadi perdebatan adalah bagaimana pembagian 25 posisi eksekutif pada kongres yang diadakan di Watershed dan Oke-Ado, Ibadan.
Dalam hal ini diketahui bahwa terdapat argumentasi mengenai alasan dilakukannya harmonisasi daftar tersebut atau sebaliknya.
Diketahui, kedua kelompok tersebut sepakat untuk menyerahkan posisi pemimpin pemuda dan humas (PRO) partai kepada Senator Ladoja tetapi tidak setuju untuk membagi 25 kursi yang tersisa.
Keluh kesah kedua kelompok dalam pertemuan itu dialihkan ke dimulainya kongres kelurahan dan pemerintah daerah yang menurut mereka menghancurkan persatuan yang dengannya partai tersebut memulai rekonsiliasi.
Ketika mereka gagal mencapai konsensus, Senator Ladoja, yang berkumpul, memberitahu mereka tentang keputusannya untuk melaporkan kembali kepada komite sementara nasional yang diketuai oleh Senator Ahmed Makarfi mengenai hasil pertemuan tersebut.