Baru-baru ini, Penjabat Presiden Nigeria, Profesor Yemi Osinbajo, memberikan persetujuan kepada Pemerintah Negara Bagian Lagos untuk membangun kembali Jalan Bandara Internasional Oshodi/Murtala Muhammed yang memalukan.
Persetujuan yang diberikan oleh Plt Presiden telah memicu reaksi dari berbagai pemangku kepentingan terutama dari sektor penerbangan.
Sebelum disetujui, jalan Oshodi/Bandara selama bertahun-tahun telah menjadi perwujudan rasa malu, terutama bagi otoritas bandara mengingat posisinya yang strategis sebagai jalan pertama yang bersentuhan dengan siapa pun yang datang ke negara itu.
Kondisi jalan yang buruk terus menjadi sumber kekhawatiran bagi pengguna bandara yang menghadapi pertempuran yang biasanya diakibatkan oleh jalan yang buruk.
Semua upaya yang dilakukan di masa lalu oleh otoritas penerbangan untuk membuat Pemerintah Federal bertanggung jawab atas pengelolaan jalan untuk memperbaiki jalan gagal menghadapi politik kotor yang dimainkan meskipun jalan tersebut menghasilkan kekayaan besar di kas negara.
Sejalan dengan itu, Crucial Moment memuji kenegarawanan Profesor Osinbajo karena telah memberikan dukungan kepada Pemerintah Negara Bagian Lagos untuk membalikkan keadaan.
Pembangunan tersebut akan sangat membantu dalam meningkatkan citra negara terkait lokasi jalan tersebut sebagai penghubung bandara gerbang nomor satu di Tanah Air yang dilalui baik penumpang asing maupun penumpang lokal masuk atau keluar bandara.
Bukan lagi berita bahwa kondisi jalan Oshodi/Bandara yang buruk telah mengubahnya menjadi sarang penjahat dalam berbagai penyamaran termasuk perampok bersenjata yang memanfaatkan lalu lintas yang diciptakan oleh jalan yang buruk untuk melampiaskan malapetaka pada penumpang yang tidak bersalah atau melepaskan pengguna jalan.
Persetujuan yang diberikan kepada Pemerintah Negara Bagian Lagos untuk mengerjakan jalan tersebut akan sangat melegakan bagi Otoritas Bandara Federal Nigeria (FAAN) yang telah berada di pihak penerima mengingat rasa malu dan bahaya nasional yang disebabkan oleh pengabaian posisi jalan dan masih menyebabkan.
Namun, pada saat ini, Pemerintah Negara Bagian Lagos perlu melibatkan otoritas bandara, terutama FAAN, dalam proyek tersebut karena hal ini akan membuat tujuan pasca-rekonstruksi Jalan Oshodi/Bandara menjadi signifikan.
Untuk mewujudkan impian menyediakan jaringan jalan yang sesuai di poros jalan Oshodi/Bandara, ada langkah-langkah tertentu yang perlu diambil oleh Pemerintah Negara Bagian Lagos.
Tentu saja, selain kondisi jalan yang memprihatinkan, lingkungan di sekitarnya juga memprihatinkan, apalagi dengan adanya mobil tangki BBM dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Semua upaya yang dilakukan oleh FAAN di masa lalu untuk membuat para tanker bahan bakar menyadari sifat sensitif bandara sebagai tempat yang bukan milik tanker bahan bakar ditentang oleh para pengemudi yang membawa sentimen berbeda pada upaya tulus tersebut.
Oleh karena itu, persetujuan negara untuk membangun kembali jalan tersebut telah membawa kelegaan besar bagi otoritas penerbangan dan pengguna bandara lainnya karena perkembangan terakhir akan mengakhiri pelanggaran hukum para pengemudi truk tangki.
Selain mengotori jalan bandara dengan mobil tangki BBM, juga perlu menata kembali tempat parkir yang digunakan oleh shuttle bus yang melintasi bandara dan jalan Oshodi yang saat ini kondisinya berantakan.
Sekali lagi, pujian kepada Profesor Osinbajo dan Pemerintah Negara Bagian Lagos yang telah setuju untuk mengambil beban nasional ini dari otoritas bandara.