Polisi Gombe, DSS, tentara menggagalkan rencana penculikan mahasiswa
Upaya gabungan yang dilakukan oleh polisi, tentara dan orang-orang dari Departemen Keamanan Negara (DSS) telah berhasil menggagalkan rencana penculikan dan penculikan mahasiswa Sekolah Tinggi Studi Islam dan Hukum Negeri Gombe di Nafada, sebuah kota perbatasan dengan Negara Bagian Yobe. untuk meledak dengan sukses. .
Komisaris Polisi Negara Bagian Gombe, Shina Tairu Olukolu, yang didampingi Direktur Negara DSS dan Komandan Resimen Artileri 301, mengatakan pada Jumat sore bahwa sinergi ketiga kekuatan menggagalkan rencana penculikan yang berujung pada penangkapan tersebut. dari tersangka pemberontak, salah satunya Abubakar Sadiq Mohammed.
Namun, Mohammed, seorang siswa berusia 26 tahun dari Departemen Studi Hukum dan Syariah di sekolah tersebut, mengaku mengirimkan ancaman rencana penculikan melalui pesan teks, dan mengatakan bahwa dia melakukannya karena dia tidak siap untuk ujian perguruan tinggi yang akan datang. . , karenanya pesan teks yang mengancam.
Menurut Kompol, informasi dari Kapolsek Nafada pada 14 Maret 2018 sekitar pukul 13.30 WIB, ada orang tak dikenal dengan nomor GSM 08165963766 yang mengirimkan SMS ancaman penculikan massal Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Gombe. Ilmu Islam dan Hukum kepada Panitera Sekolah.
Dia mengutip pesan teks yang mengatakan: “kecuali ujian yang akan datang dihentikan dan perguruan tinggi ditutup, akan terjadi penculikan massal terhadap mahasiswa dan pembunuhan staf.”
Dia mengatakan, berkat profesionalisme Dinas dan kerja sama yang mulus, sinergi antara ketiga kekuatan membuahkan hasil dan tersangka utama, Abubakar Sadiq Mohammed, ditangkap.
Yang juga ditangkap adalah rekannya, Haruna Mohammed (28) dan Gambo Mohammed (37), yang membeli dan melakukan pra-registrasi sim tersebut dan menggunakannya untuk mengirim pesan ancaman.
Polisi yang mengarak Abubakar Sadiq bersama tersangka lainnya juga memperlihatkan tujuh kartu sim pra-registrasi dan paket sim dari sim yang digunakan untuk mengirimkan pesan ancaman bersama dengan dua belas paket sim lainnya.
Polisi juga memperlihatkan empat sertifikat pemerintah daerah yang berbeda (Akko, Kwami, Gombe dan Yamaltu/Deba) yang semuanya bertuliskan Abubakar Sadiq Mohammed. Dari tersangka ditemukan satu kartu pemilih bertuliskan nama tersangka dan dua buah medali PBB serta sejumlah perlengkapan.
Ia mengimbau masyarakat terus bekerja sama dengan pihak kepolisian dan lembaga keamanan lainnya dengan memberikan informasi yang jujur setiap saat.
Namun, ia memperingatkan bahwa masyarakat “harus menahan diri untuk tidak mengambil tindakan sendiri baik melalui serangan massa atau dengan menghadapi badan keamanan dalam melaksanakan tugas konstitusional mereka”.