Senator David Umaru, mewakili distrik senator Niger Timur di Majelis Nasional, Abuja, menyerukan semua pihak yang terlibat dalam insiden baru-baru ini di Desa Allawa dan kota Suleja di wilayah pemerintah daerah Shiroro dan Suleja di negara bagian tersebut, yang mengakibatkan dua polisi hilang. hidup mereka, dan menggambarkannya sebagai hal yang disayangkan dan tercela.
Umaru mengatakan hal ini dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Minna pada hari Selasa, dan menambahkan bahwa ia merasa sedih karena perdamaian yang baru-baru ini kembali ke daerah tersebut setelah badan keamanan menggagalkan serangan gemerisik ternak yang tak henti-hentinya, sekali lagi mengancam desa Allawa.
Dia berkata: “Saya mengetahui insiden Allawa di daerah pemilihan saya dan saya sangat prihatin dengan perkembangan ini. Saya pikir itu tidak perlu karena masyarakat dan badan keamanan perlu bekerja sama untuk menangkap penjahat di masyarakat. melawan. Saya berharap kasus terisolasi ini tidak terulang kembali di masa depan.”
Sambil turut berbela sungkawa kepada Komando Kepolisian Negara Bagian Niger atas hilangnya anggotanya, Anggota Parlemen tersebut meminta Komisaris Polisi Negara untuk tidak menyerah dalam upaya mengusir penjahat dari negara bagian tersebut, khususnya di Distrik Senator Niger-Timur.
Ia juga mengimbau warga desa untuk tetap tenang dan selalu bekerja sama dengan polisi dan lembaga keamanan lainnya karena tidak ada individu yang bisa melawan kejahatan sendirian.
Senator Umaru, meskipun bersikeras bahwa tindakan kriminal tidak dapat dimaafkan di daerah pemilihannya, namun menghimbau kepada komisaris polisi negara bagian untuk tidak mengizinkan anak buahnya melakukan misi balas dendam ke daerah tersebut dengan mengorbankan warga negara yang taat hukum.
Ia bersimpati kepada keluarga korban yang tewas dalam kejadian tersebut dan berdoa agar Tuhan memberikan kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan untuk menanggung kehilangan yang tidak dapat diperbaiki.
Terkait kejadian Suleja, Senator Umaru menyayangkan aksi pembongkaran yang berubah menjadi bentrokan sengit yang mengakibatkan sejumlah korban luka dan mengganggu ketentraman masyarakat.
Menurutnya, “Saya menerima beberapa keluhan dari masyarakat Suleja, bahkan ada yang melakukan protes ke Majelis Nasional terhadap tindakan pembongkaran tersebut. Maka tidak mengherankan kalau latihannya menjadi kacau. Saya rasa ini sangat disayangkan, karena seharusnya latihan ini tidak dilakukan saat bulan suci Ramadhan. Pemerintah harus selalu menahan diri dalam hal ini dan berupaya untuk melibatkan masyarakat dalam dialog menentang pembongkaran karena tindakan tersebut selalu mempunyai dampak ekonomi dan sosial yang negatif terhadap kehidupan warga, terutama di masa kesulitan ekonomi yang parah ini.