90 siswa, pemuka agama mengikuti HWPL Religius Peace Youth Camp
DALAM niatnya untuk membangun dan menjaga kerjasama agama dan perdamaian di dunia, Organisasi Non-Pemerintah (LSM) Budaya Surgawi, Perdamaian Dunia, Pemulihan Cahaya (HWPL) baru-baru ini menghadiri ‘Kamp Pemuda Perdamaian Agama’ di antara umat Buddha, Muslim dan Kristen. oleh 90 siswa untuk membentuk masyarakat yang harmonis.
Perkembangan tersebut, menurut HWPL, untuk semakin memeriksa konflik global dan perselisihan agama, menyatakan bahwa peran umat dan pemimpin agama menjadi semakin penting dalam komunitas internasional untuk memastikan perdamaian dunia.
Peserta dari agama Buddha, Islam, Protestan dan Hindu berpartisipasi dalam kamp dan mengalami budaya yang berbeda berdasarkan agama mereka. Setiap pemimpin agama mendidik kelompok tentang ajaran masing-masing kitab suci tentang perdamaian.
Dekan Universitas Perdamaian Dunia, juga seorang Buddhis, biksu Jotika, yang menyelenggarakan acara tersebut, mengatakan: “Acara ini telah menjadi wadah bagi kaum muda dari berbagai agama. Perdamaian akan dicapai melalui saling pengertian dan rasa hormat di antara kaum muda.”
Berdasarkan Piagam PBB dan prinsip-prinsip perdamaian di berbagai organisasi internasional, HWPL telah melaksanakan proyek perdamaian berdasarkan Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW), yang mengatur penyelesaian damai hukum internasional untuk pencegahan konflik, jaminan identitas agama/etnis dan penyebaran budaya damai.
Pada hari pertama, para pemuka agama dan pelajar mengunjungi Masjid Myoma di Sagaing untuk berbagi pandangan tentang perlunya perdamaian.
Sebelum masuk masjid, mereka membasuh tangan dan kaki tanpa ragu untuk merasakan budaya Islam yang menitikberatkan pada maknanya, menjaga kebersihan diri di depan masjid. Imam Masjid Myoma, U Soe Nay Oo, menjelaskan pentingnya adat Islam dan karakteristik arsitektur masjid selama kunjungan tersebut.
Di hari kedua, para peserta sempat pergi ke paduan suara di gereja St. Mary Church di Mandalay untuk mendengarkan untuk memahami apa yang orang Kristen puji. Kemudian mereka juga mengunjungi kuil Hindu, Shuri Sanatan Dama dan Buddha Sandamooni Pagoda, sementara Ramachandra Das dari Hindu juga berbicara tentang bagaimana mempraktikkan cinta dan kedamaian dalam hidup mereka.
Di bidang agama, HWPL telah mendirikan kantor World Alliance of Religions’ Peace (WARP) di 120 negara di seluruh dunia untuk mendorong komunikasi antaragama antarpemuka agama.
Dilanjutkan dengan kamp perdamaian pemuda religius pertama di Kamboja, ini adalah kamp perdamaian pemuda religius kedua yang diselenggarakan oleh HWPL.
Kamp perdamaian pemuda religius HWPL bertujuan untuk mendekati saling pengertian dan keharmonisan antara agama dan masyarakat dengan mengalami dan mempelajari budaya dan ajaran dari setiap kitab suci.