Kepala Sekolah, 8 siswa bermasalah karena siswa JSS 2 tenggelam

Kepala Sekolah, 8 siswa bermasalah karena siswa JSS 2 tenggelam

Kepala Sekolah Menengah Ekstensi Oluyole, Ibadan, Negara Bagian Oyo, Bapak John Babatunde Isayinka dan delapan siswanya saat ini ditahan polisi, menyusul tenggelamnya seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (JSS2), David Samson, Rabu lalu.

Para pelajar yang dipindahkan ke Departemen Investigasi Kriminal (CID), Iyaganku di ibu kota negara bagian tersebut antara lain Ojeziele Favour, Oyebola Favour, Ojo Emmanuel, Festus Sunday, Daniel Solomon, Adeniran Michael dan Jubril Samson.

Sunday Tribune mengangkat masalah ini ketika ibu almarhum bergegas ke halaman sekolah pada hari Kamis dini hari untuk mengeluh bahwa putranya belum kembali ke rumah pada hari sebelumnya.

Kepala sekolah segera mengadakan rapat umum sekolah untuk memastikan dari para pekerja dan siswa lain keberadaan almarhum.

Diduga sejumlah siswa, termasuk delapan orang tersebut, mengaku meninggalkan rumah bersama almarhum sepulang sekolah dalam perjalanan menuju sungai hanya untuk mengetahui bahwa sungai itu meluap hingga ke tepiannya akibat derasnya hujan pada awal tahun. jam dalam sehari.

Salah satu siswa yang mengaku mampu menghadapi kejadian aneh dengan berenang menyeberangi sungai, terpeleset namun segera diselamatkan oleh dua tukang batu di dekatnya.

Namun, almarhum dikabarkan mengaku pandai berenang sehingga melepas seragamnya sebelum menyelam ke sungai, hanya untuk hanyut terbawa arus.

Upaya panik para tukang batu tidak berhasil, sementara rekan-rekan yang dikaguminya segera berangkat ke rumah masing-masing melalui jalur lain.

Diduga bahwa otoritas sekolah pertama kali melaporkan kejadian tersebut kepada pejabat tinggi di kementerian pendidikan negara, bukan polisi, sampai seseorang yang prihatin melihat sejumlah anak laki-laki yang marah masuk ke dalam gedung dan meminta kepala sekolah untuk menuntut. datang ke sekolah.

Merasakan bahaya, dia membujuk kepala sekolah untuk melaporkan masalah tersebut ke Kantor Polisi Oluyole, yang dengan cepat mengerahkan sejumlah polisi untuk mencegah pelanggaran hukum dan ketertiban.

Kemudian, delapan siswa ditangkap bersama kepala sekolah dan dipindahkan ke Bareskrim (CID), di Iyaganku, untuk tindakan lebih lanjut pada hari Jumat.

Diketahui, tim penyidik ​​​​melakukan pertemuan dengan kepala sekolah dan siswa sebelum mengarahkan para tersangka ke lokasi kejadian pada Sabtu sekitar pukul 13.00.

Beberapa orang tua siswa berbicara kepada Sunday Tribune tentang sejumlah isu seputar tragedi tersebut dan kondisi anak-anak mereka dalam tahanan polisi.

Menurut Nyonya Oyebola Favour, seorang penata rambut, ibu dari JSS1 Favour yang berusia 12 tahun, mengatakan: “Sampai saat ini, pejabat dari kementerian negara pendidikan saat ini berada di kantor polisi Iyanganku. Mereka mengadakan pertemuan dengan polisi, orang tua anak yang ditangkap dan kepala sekolah. Anak kami ditahan sejak kemarin (Jumat), pagi ini kami beri makan.

“Mereka sedang berjalan pulang ketika salah satu anak masuk ke sungai dan akhirnya tenggelam, bahkan anak saya Favor diduga berhasil diselamatkan. Mereka sudah melalui jalur itu sebelumnya, meski saya sudah beberapa kali memperingatkan anak saya untuk berhenti mengikuti jalan yang menghubungkan ke sungai, sungai itu tidak jauh dari sekolah mereka.

Orang tua lain yang mengaku sebagai ibu dari Emmanuel Ojo Sunday mengatakan: “Mereka mengatakan anak yang tenggelam mengatakan ingin mandi, sementara yang lain mencoba menyeberangi sungai, akhirnya mereka mendengar ada satu siswa yang tenggelam.

“Semua orang yang berjalan pulang ke rumah dan bahkan seorang anak laki-laki yang mengikuti kelas pelatihan tambahan yang datang untuk melihat keadaan juga ditangkap, termasuk anak saya. Anak saya mengatakan kepada saya bahwa dia tidak mandi di sungai dan saya bertanya kepada mereka yang juga berada di tempat kejadian, mereka mengatakan kepada saya bahwa dia tidak melepas pakaiannya. Mereka telah ditahan sejak pukul 23:00 pada hari Jumat, polisi tidak menyiksa mereka dan kami bisa memberi mereka makanan untuk dimakan.”

Jubril, ayah dari Jubril Samson, mengatakan: “Kepala sekolah, serta perwakilan dari kementerian negara pendidikan pergi ke sungai tempat anak itu tenggelam. Anak-anak sekolah juga diajak, tapi kami para orang tua disuruh menunggu di belakang.”

Saat ditanya, Juru Bicara Polisi Komando Polisi Oyo, Adekunle Ajisebutu, Inspektur Polisi, mengatakan masalah tersebut telah dirujuk ke CID Negara untuk diselidiki karena diduga ada kecurangan.

Komisaris Pendidikan Negara, Prof. Namun Niyi Olowofela enggan berkomentar mengenai masalah ini dan mengatakan polisi sudah menangani masalah tersebut.

Katanya, kepala sekolahlah yang melaporkan masalah tersebut ke polisi.

Namun, Sunday Tribune mengetahui dari sumber yang dapat dipercaya bahwa dugaan kecurangan disebabkan oleh bagaimana insiden tenggelam itu disembunyikan pada hari terjadinya.

Meskipun kepala sekolah rupanya diberitahu pada hari Kamis, masalah tersebut baru dilaporkan ke polisi pada hari Jumat.

Result SGP