Panitia House of Reps memuji YABATECH atas penggunaan dana
Komite Dewan Perwakilan Rakyat untuk Pendidikan dan Layanan Tersier telah memuji manajemen Yaba College of Technology (YABATECH) atas penggunaan dana yang bijaksana dan banyak proyek yang telah diselesaikan lembaga tersebut dalam waktu singkat.
Di bawah kepemimpinan ketuanya, yang terhormat Aminu Sulaiman, panitia mengangkat rektor, dr. Margaret Kudirat Ladipo, berterima kasih atas kepemimpinannya yang “membuat perguruan tinggi berusia 70 tahun ini semakin hari semakin baik.”
Sulaiman mengatakan, kunjungan tersebut diwajibkan oleh undang-undang, sebagai bagian dari fungsi pengawasan panitia, karena memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk menilai kinerja dana yang dialokasikan untuk Kementerian, Departemen dan Lembaga (MDA) di bawah lingkup mereka, sehingga mereka dapat memberikan pujian. atau pukul jika perlu.
“Kami tidak bisa hanya mengandalkan laporan dan catatan yang dikirimkan kepada kami oleh MDA ini; bukan karena kami tidak mempercayai mereka, tetapi dalam memenuhi persyaratan undang-undang, kami harus mengikuti proses hukum dengan memastikan bahwa setiap MDA membenarkan dana yang dialokasikan untuknya. Ini juga memberi kita kesempatan untuk menilai area yang membutuhkan,” katanya.
Dia memuji hubungan antara manajemen perguruan tinggi dan serikat pekerja dan mendesak lembaga lain untuk meniru YABATECH dengan mempromosikan keharmonisan industri.
Rektor meminta dukungan panitia agar UU Politeknik dapat segera diberlakukan untuk membantu kelancaran sektor tersebut.
Dr Ladipo berkata: “Kekurangan dana untuk menjalankan politeknik telah menjadi mimpi buruk yang harus kita semua rasakan. Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengimbau agar panitia menggunakan jasa baiknya untuk membantu memperkuat alokasi dana ke sektor dan membantu YABATECH dalam pengembangan kampus Epe untuk lebih memperluas daya dukung perguruan tinggi.
“Keterbatasan ruang membuat manajemen disarankan untuk melihat kampus Epe untuk pertumbuhan fisik di masa depan. Kampus Epe adalah sebidang tanah seluas 46 hektar yang disumbangkan ke perguruan tinggi oleh Pemerintah Negara Bagian Lagos pada tahun 1986 untuk pengembangan pendidikan.
“Tantangan untuk mengubah tanah perawan menjadi kampus akademik yang hidup dan berkembang sangatlah besar. Ini akan melibatkan penyediaan infrastruktur dan drainase, seperti jalan, jaringan air, jaringan pasokan listrik, pagar dan banyak kegunaan lainnya.
“Itulah sebabnya lahan kampus hanya terpakai sekitar lima persen padahal sudah ada pembebasan lahan sejak 1986.
“Perguruan tinggi akan mengapresiasi dukungan pemerintah dalam pengembangan kampus Epe karena ini memang masa depan YABATECH.”