Perwakilan mendesak FG untuk memberikan GCFR ke MKO Abiola

Perwakilan mendesak FG untuk memberikan GCFR ke MKO Abiola

DPR, Selasa, mendesak Pemerintah Federal untuk mengabadikan pemenang pemilihan presiden 12 Juni 1993, Ketua MKO Abiola.

DPR juga memutuskan bahwa mendiang Abiola akan dianugerahi Grand Commander of the Order of the Federal Republic (GCFR) secara anumerta, sebagai pengakuan atas pengorbanan dan kontribusinya untuk persatuan dan pembangunan Nigeria dan Afrika.

Ini dihasilkan dari adopsi mosi di bawah masalah kepentingan publik yang mendesak, disponsori oleh Rep. Sanni Zoro (Jigawa-APC).

Dalam mosi tersebut, Zoro mengatakan bahwa ruang hampa telah tercipta setelah kematian Abiola.

“Layak untuk selalu mengingatnya sebagai orang Nigeria yang menyentuh lebih banyak kehidupan daripada orang lain mana pun dalam hidupnya.

“Abiola juga berkontribusi untuk memastikan kerukunan umat beragama dengan membangun jembatan antar organisasi keagamaan di tanah air,” tambahnya.

Zorro berargumen bahwa selain dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden 12 Juni 1993 dengan pemungutan suara delapan juta dari 14 juta suara yang masuk.

Abiola memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan politik negara.

“Bukan hal baru untuk memberikan GCFR kepada seseorang yang bukan presiden negara.

“Mantan Presiden Shehu Shagari menganugerahkan kehormatan yang sama kepada almarhum Kepala Obafemi Awolowo pada tahun 1983.

“Saya yakin kita harus mengabadikan MKO Abiola dengan menganugerahkan penghargaan tertinggi di negeri ini,” katanya.

Berkontribusi, Rep. Anayo Nnebe (Anambra-PDP) mendesak Pemerintah Federal untuk mendeklarasikan 12 Juni setiap tahun sebagai Hari Demokrasi di negara tersebut.

Menurutnya, itu adalah hari Nigeria menyaksikan pemilihan paling kredibel.

“Pemilu 12 Juni 1993 lebih bermakna bagi demokrasi negara dibandingkan dengan 29 Mei yang saat ini diperingati sebagai Hari Demokrasi.

“Pembatalan 12 Juni adalah tindakan tidak bertanggung jawab dan kecerobohan rezim militer saat itu.

“Saya ingin menambahkan bahwa 12 Juni harus dinyatakan sebagai hari libur nasional untuk mencerminkan masalah yang terjadi; Ini harus dilihat sebagai masalah nasional dan bukan masalah daerah,” kata Nnebe.

Demikian pula, seorang anggota yang mewakili Konstituensi Federal Epe di Lagos, Rep. Wale Raji, mendesak Pemerintah Federal untuk menyatakan hasil pemilihan batal demi hukum dengan menyatakan mendiang Abiola sebagai presiden terpilih anumerta.

Ketua DPR, Bapak Yakubu Dogara merujuk masalah tersebut ke Komite DPR untuk Kepatuhan terhadap Legislasi untuk memastikan penegakan resolusi tersebut.

sbobet wap